Menyelenggarakan Indonesia

Pada akhirnya keadaan harus disimpulkan: Indonesia sedang menuju ke arah politik yang berbahaya. Kemajemukan kita berangsur hilang. Sebaliknya, pikiran-pikiran konservatif sudah menguasai ruang-ruang publik.
Semangat Republik tidak lagi tumbuh dalam institusi-institusi publik. Sebaliknya, peralatan demokrasi justeru digunakan untuk menyelundupkan nilai-nilai feodal. Pendeknya, absolutisme pandangan hidup sedang menutup ruang argumentasi publik.
Kondisi kita hari ini adalah hasil keragu-raguan kepemimpinan politik. Keragu-raguan untuk menyelenggarakan sebuah "masyarakat bebas", yaitu masyarakat yang percaya pada pikiran terbuka, masyarakat yang terlatih berselisih tanpa kekerasan, masyarakat yang berani menuntut hak hanya atas alasan konstitusi. Itulah masyarakat yang tumbuh dalam ide "kesosialan manusia".
Sesungguhnya, kesosialan manusia memerlukan kebebasan individu. Kebebasan individu, bukan kepentingan individu yang mengatur kesosialan manusia. Kepentingan individu menghalangi keadilan sosial dan memanipulasi demokrasi. Sebaliknya, hanya individu bebas yang mampu menghormati perbedaan manusia, dan hanya individu yang menghormati perbedaan manusialah yang mampu menyelenggarakan politik kemajemukan. Kesosialan manusia hanya dapat tumbuh dalam politik kemajemukan.
Karena itu, Indonesia harus berubah. Etika Publik adalah alasan untuk memulai perubahan. Etika Publik adalah tatakrama sebuah Republik. Ia tidak memerlukan pengaturan oleh hukum. Etika Publik adalah energi yang mengaktifkan warganegara bekerja memelihara kesetaraan politik, menghormati kemajemukan individu, dan mengutamakan keadilan sosial.
Etika Publik adalah dasar etis sebuah Republik. Dengan itu kita menempuh sebuah Indonesia yang bermutu.

1 komentar:

  1. Sebuah negara yang dulu makmur, gemah dan ripah...
    Dan negara itu disebut Negara Republik Indonesia.

    BalasHapus

Please Comment here!!